SCIENEBOOKPRIZES — Ketika kita membayangkan sambaran petir di hutan hujan tropis, yang pertama terlintas di pikiran adalah pohon tumbang, batang hangus, dan kehidupan yang musnah.
Tetapi Dipteryx oleifera, atau pohon tonka bean, adalah satu spesies pohon tropis raksasa di hutan dataran rendah Panama yang memanfaatkan kekuatan berbahaya ini untuk bertahan hidup dan berkembang.
Petir: Dari Musuh Menjadi Sekutu
Pohon tonka bean tampaknya telah berevolusi untuk memanfaatkan sambaran petir sebagai senjata biologis, menurut studi baru yang dipublikasikan di jurnal New Phytologist pada 26 Maret 2025. Pohon ini tidak rusak atau mati, tetapi justru “membiarkan” pohon-pohon lain dan sulur-sulur parasit (liana) terkena dampaknya.
“Kami mulai melakukan penelitian ini sekitar 10 tahun lalu, dan kami menyadari bahwa sambaran petir membunuh banyak pohon, terutama pohon besar. Tapi Dipteryx oleifera secara konsisten tidak menunjukkan kerusakan apa pun,” kata Evan Gora, ahli ekologi hutan dari Cary Institute of Ecosystem Studies.

Riset Mendalam di Hutan Panama
Di Monument Alam Barro Colorado di Panama, tim peneliti mengamati hampir 100 sambaran petir. Mereka dapat dengan akurat melacak lokasi sambaran petir dengan menggunakan sistem sensor medan listrik dan kamera khusus. Tim dapat menemukan lokasi sambaran secara tepat dengan mendeteksi gelombang radio dari petir melalui antena yang tersebar di seluruh Panama Tengah.
Hasilnya mengejutkan. Bahkan setelah tersambar petir berkali-kali, pohon tonka bean hampir tidak pernah rusak. Sebaliknya, pohon-pohon lain dan tanaman menjalar di sekitarnya hancur, memberi mereka ruang dan cahaya untuk tumbuh lebih besar dan lebih sehat.
Strategi Evolusioner yang Jenius
Para ilmuwan berpendapat bahwa struktur fisik pohon tonka bean bertanggung jawab atas kekebalannya. Seperti kabel listrik yang berisolasi baik, pohon ini memiliki konduktivitas internal yang tinggi, yang memungkinkan arus listrik dari petir mengalir tanpa menghasilkan panas yang berlebihan, menurut penelitian sebelumnya.
Pohon ini dapat mencapai tinggi empat puluh meter dan bertahan selama berabad-abad. Sebuah pohon tonka bean diperkirakan tersambar petir setidaknya lima kali selama masa hidupnya. Sambaran ini menghilangkan musuh dan parasit, memberikan keunggulan ekologis yang besar.
Goran dan rekannya menemukan bahwa pohon yang tumbuh di dekat Dipteryx oleifera memiliki peluang kematian yang lebih tinggi daripada pohon besar lainnya. Setiap sambaran petir biasanya membunuh lebih dari dua ton biomassa pohon di sekitarnya dan menghancurkan hampir 80% sulur parasit di kanopi pohon tonka bean.
Mereka bahkan menemukan bahwa sambaran petir dapat meningkatkan produksi benih pohon ini sepanjang hidupnya hingga empat belas kali lipat!

Implikasi Lebih Luas
Gregory Moore, ahli hortikultura dari University of Melbourne yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa temuan ini sangat mungkin berlaku untuk spesies pohon tinggi lainnya. Dia berkata, “Kami sudah lama tahu bahwa beberapa pohon bisa bertahan dari sambaran petir berkali-kali.” Moore menambahkan bahwa pohon-pohon tinggi di hutan Australia yang selamat dari kebakaran semak juga mengalami fenomena serupa, dan mereka akan menjadi target utama petir di masa depan.
Moore mengatakan, “Mereka sering disebut sebagai “stags” karena bagian atas mahkotanya hancur akibat sambaran, tetapi masih hidup selama berabad-abad.”
Sekarang, tim Gora melakukan penelitian lebih lanjut di hutan tropis di Afrika dan Asia Tenggara untuk mengetahui apakah spesies pohon lain memiliki kemampuan adaptasi serupa dengan sambaran petir.
Penemuan ini membuka mata kita pada fungsi petir dalam lingkungan hutan tropis. Saat ini, petir dianggap sebagai alat seleksi alam yang dapat memengaruhi evolusi dan struktur komunitas pohon-pohon besar, bukan hanya sebagai kekuatan destruktif.
SUMBER KOMPAS.COM : Unik, Pohon Tonka Bean Kendalikan Petir untuk Membunuh Pesaing